Artikel

NusantaRun Chapter 8 untuk #TerusBelajar

13 December 2020 00:12

Tahun 2020 menjadi tahun yang berkesan bagi kita semua. Dimana tahun ini kita harus beradaptasi dengan segala protokol kesehatan untuk saling menjaga satu dengan yang lainnya. Banyak hal dengan segala keterbatasan yang harus dilewati, namun dengan segala keterbatasan yang ada kita tetap memberikan yang terbaik untuk tetap melakukan hal positif dan memberikan kesan baik di tahun 2020.  Tentunya dengan segala keterbatasan yang ada, tidak akan menghentikan langkah NusantaRun untuk menebarkan kebaikan bagi anak-anak dan juga disabilitas agar tetap mendapatkan akses pendidikan serta mampu beradaptasi di tengah kondisi pandemi.

NusataRun Chapter 8 bekerjasama dengan Yayasan Guru Belajar membentuk program #TerusBelajar bagi anak-anak dan disabilitas agar tetap mendapatkan akses pendidikan.

Tahun ini NusantaRun Chapter 8 akan dilaksanakan secara virtual dengan kategori Full Course jarak 119 KM, setara dengan Ponorogo ke Blitar di Provinsi Jawa Timur. Tiap peserta sekaligus Fundraisers diberikan batas maksimal 20 kali berlari untuk menyelesaikan jarak 119 KM dan mengumpulkan donasi minimal Rp. 500.000,- melalui Kitabisa.com.

Karena diadakan secara virtual, peserta dapat menyelesaikan tantangannya dimanapun dan kapanpun sesuai dengan durasi waktu 19  hari terhitung sejak 13 Desember 2020 – 1 Januari 2021. Untuk periode penggalangan donasi, para Fundraisers diberikan waktu sejak 13 Desember 2020 – 14 Februari 2021. Dengan adanya durasi penggalangan donasi yang cukup lama, diharapkan akan ada banyak orang-orang baik yang turut ambil bagian untuk membantu pengumpulan donasi bagi anak-anak dan juga disabilitas agar tetap mendapatkan pendidikan yang layak dan mampu beradaptasi di tengah kondisi pandemi.

Nantinya, jumlah dari penggalangan donasi yang terkumpul akan diberikan kepada sekolah-sekolah yang berada di daerah Jawa Timur, tepatnya di Kabupaten Ponorogo, Trenggalek, Blitar, Tulungagung, dan Kediri. Adapun tujuan dari dibentuknya program #TerusBelajar yaitu untuk membantu kepala sekolah dan guru melakukan strategi pembelajaran dan kepemimpinan di tengah kondisi pandemi, serta membangun jejaring sekolah merdeka belajar yang mempraktikan pembelajaran dan kepemimpinan merdeka belajar secara berkelanjutan.  Tentunya dari program #TerusBelajar, Yayasan Guru Belajar sebagai lembaga inisiasi program pengembangan guru, berharap mampu mewujudkan ekosistem guru yang merdeka belajar serta mampu menyediakan pengalaman merdeka belajar bagi semua dan setiap anak Indonesia.

Mahfud Achyar, seorang storyteller dari NusantaRun, pun menyampaikan bahwa dengan terbentuknya program #TerusBelajar, Yayasan Guru Belajar merancang program pelatihan bagi para guru dengan membuat kurikulum baru dalam menghadapi kondisi pandemi saat ini dan juga menyalurkan gadget berupa handphone dan laptop yang dikumpulkan melalui hasil donasi dari Fundraisers NusantaRun Chapter 8 untuk didistribusikan kepada sekolah-sekolah di Ponorogo, Trenggalek, Blitar, Tulungagung, dan Kediri. 

“Jika sebelumnya, pelari berlari puluhan hingga ratusan kilometer dari satu kota ke kota lainnya, dari kabupaten satu ke kabupaten lainnya, dan dari provinsi satu ke provinsi lainnya, maka tahun ini pelari cukup berlari di daerah asal saja dengan memperhatikan protokol kesehatan mengingat kita masih menghadapi masa pandemi. Secara khusus, yang dilakukan NusantaRun yaitu mengedukasi para pelari untuk dapat berlari secara sportif dan tetap menggalang donasi untuk Program #TerusBelajar kerjasama dengan Yayasan Guru Belajar.”, ujar Mahfud Achyar.

Sebagai penutup, acara Rayakan Kebaikan akan berlangsung di tanggal 28 Februari 2021 yang biasanya akan diisi dengan pengumuman jumlah dari donasi yang terkumpul, setelah itu akan diserahkan kepada Yayasan Guru Belajar. Selanjutnya akan ditutup dengan pengumuman NusantaRun Chapter 9 di tahun 2021, Mahfud Achyar juga menambahkan “Mudah-mudahan dapat digelar secara offline.”

 

Yuk, mari ambil bagian untuk memastikan anak-anak di Jawa Timur #TerusBelajar!

 

Penulis: Gabriella Agatha

Editor : Andreas Kansil